Senioritas
masih menjadi penyakit didunia pendidikan
Senioritas sudah mandarah
daging diIndonesia bahkan sudah menjadi warisan turun menurun, Tak hanya
dilingkup Universitas saja terjadi senioritas tetapi dibangku sekolah menengah
pertama. Tetapi, tak selamanya senioritas itu buruk Karena pada dasarnya
senioritas itu bertujuan untuk mendidik para junior agar menjadi pribadi yang
lebih baik, disiplin, dan bertanggung jawab, serta agar dapat saling
menghormati satu sama lain terutama dengan yang lebih tua.
Dalam hal ini bullying
dibagi menjadi 6 kategori yaitu Kontak fisik langsung, Kontak verbal langsung,
Perilaku non verbal langsung, Perilaku non verbal tidak langsung, Cyber
bullying, Dan Pelecehan seksual. Baru baru ini telah dihebohkan beredar video
lima orang pelajar diduga masih duduk dibangku SMP dibully oleh beberapa
seniornya, dalam video tersebut mereka disuruh untuk mencium kaki para senior
secara bergantian. Dalam video tersebut para junior berjalan jongkok
menghampiri para senior untuk bergantian mencium kaki para seniornya yang masih
menggunakan sepatu, terdapat ada lima senior sedang duduk.
Ada lima senior sedang
duduk tetapi terlihat diujung terdapat satu senior sedang berdiri. Saat para
junior mencoba mencium kakinya mereka malah ditendang bahkan kepalanya ikut
ditendang juga. Kasus ini tidak hanya membuat netizen geram, bahkan wakil ketua
komisi III DPR RI Ahmad Sahroni ikut menanyakan maksud dari adanya bullying
tersebut “Maksudnya apa? Cium kaki hanya untuk ibu kita. Kejadiannya di Cianjur
mana?” tulisnya.
Dalam hal ini bullying
termasuk salah satu pelanggaran HAM dan sang pelaku bisa dijerat dengan pasal
170 KUHP tentang pengeroyokan, pasal 351 KUHP tentang tindak penganiayaan,
pasal 310 dan 311 KUHP tentang Perundungan yang Dilakukan di Tempat Umum dan
Mempermalukan Harkat Martabat Seseorang.
Menurut Astuti (2008)
ciri sekolah yang pada umumnya sering terjadi bullying yaitu Sekolah yang di
dalamnya terdapat perilaku deskriminatif baik dikalangan guru maupun siswa, kurangnya
pengawasan dan bimbingan etika dari para guru dan petugas sekolah, terdapat
kesenjangan yang besar antara siswa yang kaya dan miskin, adanya pola
kedisiplinan yang sangat kaku ataupun
terlalu lemah, Bimbingan yang tidak layak dan peraturan yang tidak konsisten.
0 Komentar