Jeritan Kemerdekaan yang Terbisu


Di bawah langit biru yang merona, Palestina, tanah yang merindu damai. Namun, bayang-bayang penjajahan datang, Menyisakan jejak duka yang membayang.

Berkisahlah tanah suci, di antara reruntuhan, Sejarah yang tertulis dengan air mata. Sahabat-sahabat angin bersaksi bisu, Pada dinding-dinding yang memecah bisu.

Jerit tangis anak-anak yang bermain di sana, Tertutup oleh derap sepatu penjajah. Mimpi-mimpi terputus di tengah malam, Di tanah di mana damai terasa jauh.

Masjid-masjid berseru panggilan shalat, Namun, tembakan senapan menggema. Palestina, engkau bukan hanya nama, Kau adalah denyut jantung yang terluka.

Pada akhirnya, mari bersama merayakan, Kemerdekaan yang dinantikan bersama fajar. Palestina, tanah yang teriris luka, Harapanku, kedamaian akan menjadi nyata.